Flaming Arrow Glitter Purple

Senin, 12 Agustus 2013

Arsip Untuk Penyandian

Pengenalan Kriptografi (#1)

Enkripsi ( encryption ) atau enciphering (standar nama menurut ISO 7498-2) merupakan proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks. Sedangkan dekripsi ( decryption ) atau deciphering ( standar nama menurut ISO 7498-2 ) merupakan Enkripsi ( encryption ) atau enciphering (standar nama menurut ISO 7498-2) merupakan proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks. Sedangkan dekripsi ( decryption ) atau deciphering ( standar nama menurut ISO 7498-2 ) merupakan proses mengembalikan cipherteks menjadi plainteks semula. [5]
Enkripsi dan dekripsi bisa diterapkan pada pesan yang dikirimkan melalui media transmisi atau pesan yang disimpan di media simpan ( storage media ).
Untuk enkripsi yang diterapkan pada pesan yang dikirimkan disebut dengan encryption of data in motion, contohnya adalah pengiriman nomor PIN dari mesin ATM ke komputer server di kantor pusat sebuah bank. Nomor PIN yang ada pada kartu tetap, tapi pesan dari mesin ATM ke server bank disandikan. Sedangkan enkripsi yang diterapkan pada pesan yang disimpan disebut encryption of data at rest, contohnya enkripsi pada file teks yang tersimpan pada harddisk.
Algoritma kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan untuk enciphering dan deciphering, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi. [3]
Konsep matematis yang mendasari algortima kriptografi adalah relasi antara dua buah himpunan yantu himpunan yang berisi elemen – elemen plainteks dan himpunan yang berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi merupakan fungsi yang memetakan elemen – elemen antara kedua himpunan tersebut. Misalnya P menyatakan plainteks dan C menyatakan cipherteks, maka fungsi enkripsi E memetakan P ke C,
E(P) = C
Dan fungsi dekripsi D memetakan C ke P,
D(C) = P
Karena proses enkripsi kemudian dekripsi mengembalikan pesan ke pesan awal, maka kesamaan berikut harus benar,
D(E(P)) = P
Keamanan algoritma kriptografi sering diukur dari banyaknya kerja (work) yang dibutuhkan untuk memecahkan cipherteks menjadi plainteks-nya tanpa mengetahui kunci yang digunakan. Kerja ini dapat diekivalenkan dengan waktu, memori, uang dan lain-lain. Semakin banyak kerja yang dibutuhkan, juga semakin lama waktu yang dibutuhkan, maka semakin baik algoritma tersebut, berarti semakin aman digunakan untuk menyandiakan pesan.

Pengenalan Kriptografi (#2)


Pesan ( messages ) data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan adalah plainteks. Pesan dapat berupa data atau informasi yang dikirim melalui kurir atau media telekomunikasi lain atau yang didalam media penyimpan ( storage ).

Agar pesan tidak dapat dimengerti maknanya oleh pihak lain, maka pesan harus disandikan ke bentuk lain yang tidak dapat dipahami. Bentuk pesan yang tersandikan disebut cipherteks. Cipherteks harus dapat dikembalikan ke bentuk awal atau dikembalikan menjadi plainteks semula agar pesan dapat dibaca oleh orang yang seharusnya menerima pesan.

Komunikasi data yang menggunakan kriptografi selalu melibatkan 2 ( dua ) pihak atau 2 entitas. Pengirim ( sender ) adalah entitas yang mengirim pesan kepada entitas lain. Penerima ( receiver ) adalah entitas yang menerima pesan Entitas disini dapat berupa orang atau komputer ( machine ).

Jadi orang bisa mengirim pesan kepada orang ( Amir mengirim pesan kepada Budi ), orang kepada mesin ( Amir mengirim pesan ke Web Server ), mesin kepada orang ( Mail Server mengirim pesan kepada Budi ), atau mesin kepada mesin ( Mesin ATM mengirim pesan kepada komputer server di bank )

 

Ganti teks ini dengan informasi mengenai permalink atau apapun di sini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

facebook komentar